Cisolok | Jurnal Sukabumi
Reni Rohman (31) perempuan asal Kampung Tugu RT. 01/01 Desa Cikahuripan,
Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, harus menelan pil pahit selama hidupnya.
Perempuan yang menggantungkan hidupnya kepada sang ibu dan tetangga ini, sejak
berumur 6 tahun telah mengidap penyakit tumor ganas di dahi dan hidung.
Hingga beranjak
dewasa, Reni belum kunjung diobati. Bahkan kini tumor Reni sudah menjalar ke
mata dan leher serta harus memerlukan operasi besar untuk mengangkat
penyakitnya. Efek dari penyakit itu, mata sebelah kanannya tidak dapat melihat.
Celakanya lagi,
pemerintah desa setempat yang mengetahui ia mengidap penyakit tumor sejak kecil
hingga dewasa terkesan tutup mata dan tidak peduli terhadap nasib keluarga
prasejahtera ini. Anehnya untuk biaya pengobatan Reni ke Puskesmas maupun
dokter setiap minggunya hanya didapat dari hasil iuran ibu-ibu pengajian di
Masjid Al-Ikhlas.
Sekretaris Desa
Cikahuripan, Bambang, saat di konpirmasi terkait penyakit tumor yang diderita
Reni mengaku, pihaknya sama sekali belum mengusulkan bantuan pengobatan bagi
Reni, baik merujuk ke Rumah Sakit maupun melaporkan kasusnya ke instansi
terkait.
"Warga kami
itu belum diusulkan agar mendapatkan bantuan untuk biaya pengobatannya,"
katanya singkat.
Reni dan
keluarganya kini hanya bisa berharap belas kasihan dari dermawan yang mau
membantu untuk biaya pengobatan penyakit tumornya. Sementara Ipah (58) orang
tua Reni satu-satunya ini tidak bisa berbuat banyak atas penyakit yang diderita
anaknya.
"Jangankan
untuk biaya pengobatan, makan sehari-harinya juga dapat pemberian tetangga. Ibu
hanya bisa berharap belas kasihan dari tetangga maupun pihak yang peduli
terhadap penyembuhan penyakit anak saya ini," ungkap janda tiga anak yang
ditinggal mati suaminya sepuluh tahun lalu.
Ipah menuturkan,
awalnya ketika berumur 6 tahun penyakit anaknya itu hanya benjolan kecil
tepatnya di dahi dan hidung. Namun saat beranjak dewasa benjolannya semakin
membesar akibat jarang diperiksa ke dokter maupun balai pengobatan Puskesmas.
"Saat
dilakukan pemeriksaan ke dokter, hasil diagnosa medis anak saya di vonis
mengidap penyakit tumor ganas. Untuk mengangkat penyakit itu membutuhkan
operasi besar dengan biaya cukup besar pula," jelasnya.
Ia menambahkan,
semenjak penyakit itu menghinggapi Reni, keluarga jarang melakukan pemeriksaan
medis terhadap penyakit anaknya.
"Bisa dihitung
jari, anak saya diperiksa ke dokter dan Puskesmas. Paling banyak penanganannya
di rumah dengan pemberian obat ala kampung. Soalnya uang dari mana kalau anak
saya terus dirujuk ke dokter agar sembuh penyakitnya," keluh Ipah. Eeng
Herman
0 komentar:
Posting Komentar